Lampung Selatan, Transvisi.net – Hari Raya Idul Fitri 1446 H menjadi momentum bagi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Jati Agung untuk mengajak umat Islam memperkuat kebersamaan dan ukhuwah Islamiyah.
Ketua MWC NU Jati Agung, Kyai Ahmad Ansori, S.Pd.I., menyampaikan bahwa Idul Fitri bukan sekadar perayaan, tetapi juga saat yang tepat untuk saling memaafkan dan mempererat persaudaraan.
- Makna Idul Fitri dan Kebersamaan
Menurut Kyai Ahmad Ansori, Idul Fitri memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar kembali ke fitrah.
“Idul Fitri bukan hanya tentang kembali ke fitrah, tetapi juga menjadi kesempatan untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah serta saling memaafkan. Semoga kita semua mendapatkan keberkahan setelah satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa,” ujarnya.
- Tradisi Lebaran yang Menyatukan Umat
Lebaran menjadi momen istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk masyarakat Jati Agung. Suasana kegembiraan tampak dalam berbagai tradisi, mulai dari takbiran, shalat Idul Fitri, hingga silaturahmi yang mempererat hubungan antarsesama.
MWC NU Jati Agung juga mengajak masyarakat untuk terus menjaga nilai-nilai persatuan dan gotong royong.
“Kita harus menjadikan Idul Fitri sebagai momentum untuk mempererat kebersamaan, baik dalam keluarga, lingkungan, maupun masyarakat luas,” tambah Kyai Ahmad Ansori.
- Melanjutkan Kebiasaan Baik Pasca-Ramadan
Selain itu, ia mengingatkan agar kebiasaan baik yang dilakukan selama Ramadan, seperti meningkatkan ibadah, menjaga akhlak, dan memperbanyak sedekah, dapat terus dilanjutkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Semoga Allah menerima seluruh amal ibadah kita selama Ramadan dan menjadikan kita insan yang lebih baik ke depannya. Mari kita saling memaafkan dan mempererat hubungan sesama,” tutupnya.
Ucapan selamat Idul Fitri dari MWC NU Jati Agung ini menjadi pengingat bahwa Lebaran bukan sekadar perayaan, tetapi juga momentum untuk introspeksi diri dan memperkuat silaturahmi dalam kebersamaan. (ARIF)